Mengungkap Rahasia Bom Cluster AS yang Menakutkan dan Dikirim ke Ukraina: Mengapa Kelemahan Fatalnya Mengkhawatirkan?
7/10/2023
Amerika Serikat Siap Kirim Bom Cluster ke Ukraina, Tapi Ada Kelemahan Gokilnya!
Wah, kabarnya Amerika Serikat mau mengirim bom cluster ke Ukraina nih. Tapi, ini senjata kontroversial lho, banyak negara yang melarang penggunaannya. Kok bisa? Ternyata, bom cluster punya kelemahan yang fatal abis, yang bisa membahayakan warga sipil. Ngeri banget kan!
Jadi, gini ceritanya. Bom cluster ini tuh bisa melempar bom-bom kecil pas dilempar ke udara. Tapi masalahnya, bom-bom itu bisa gagal meledak dalam kondisi tertentu. Nah, kalau misalnya ada warga sipil yang menginjak bom yang belum meledak itu, bisa-bisa mereka terluka atau bahkan meninggal dunia. Serem banget ya!
Letjen Mark Hertling, mantan komandan militer Amerika Serikat, bilang kalau bom-bom kecil itu bisa gagal meledak kalau mereka terjatuh di sudut tertentu dan detonatornya gak nyenggol tanah atau pas. Juga kalau mereka jatuh di tanah yang lembut banget. Wah, angka bom-bom yang gak meledak itu tinggi banget, guys!
Ada penelitian yang bilang sampai 40% bom cluster gak meledak. Dulu sih cuma sekitar 5-10%, tapi versi terbaru dari Departemen Pertahanan AS bilang cuma 1 sampai 2% aja yang gak meledak. Tapi walaupun persentasenya segitu, tetep aja ribuan bom yang gak meledak tersebar di medan perang dan bisa mengancam warga sipil, terutama anak-anak. Bahkan di dunia ini masih ada tempat-tempat yang penuh dengan bom cluster yang gak meledak. Serem banget!
Tapi, tahu gak sih? Sebenarnya bom cluster itu gak sepenuhnya bom, lho. Letjen Mark Hertling bilang itu sebenernya peluru artileri, kayak peluru biasa yang ditembakkan dari meriam. Di dalamnya ada sekitar 72-88 amunisi kecil seukuran kaleng Coca-Cola. Nah, amunisi-amunisi ini tuh sebenernya bertindak kayak granat. Wah, seru ya!
Meskipun risikonya tinggi banget buat warga sipil, Mark mengerti kenapa Amerika Serikat akhirnya mau kirim bom cluster ke Ukraina. Soalnya, Rusia juga pake senjata itu, dan pihak Ukraina berjanji bakal pake bom cluster dengan hati-hati. Mudah-mudahan aja mereka bisa ngontrol pemakaiannya dengan baik.
Eh, tapi jangan salah, Kamboja juga ngomentarin nih pengiriman bom cluster ke Ukraina. Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, nulis di Twitter kalau pengiriman bom cluster ini bakal berdampak serius buat warga sipil Ukraina, bahkan dalam waktu puluhan tahun atau lebih lama lagi. Wah, parah banget ya!
Hun Sen ngomongin pengalamannya sendiri, waktu Kamboja kena bombardir bom cluster dari Amerika pada tahun 1970-an. Tragis banget, puluhan ribu warga sipil tewas dan terluka parah gara-gara bom-bom itu. Yang paling sedihnya, sampai sekarang belum ada cara yang pasti buat bersihin semua bom cluster itu. Udah setengah abad lebih, masih aja ada bom-bom yang belum bisa dihancurkan. Sedih banget, ya?
Makanya, Hun Sen kasihan banget sama rakyat Ukraina. Dia minta Amerika Serikat dan Ukraina gak boleh pake senjata mengerikan ini dalam perang. Soalnya, yang jadi korban sebenernya adalah warga sipil Ukraina sendiri. Kita berharap banget mereka dengerin nasihat ini, deh.
Sebenernya, baik Rusia maupun Ukraina udah pernah pake bom cluster ini. Bom cluster itu kan bisa melepaskan bom-bom kecil yang pecah di udara dan menyebar di area yang luas. Nah, bom-bom kecil ini tuh bisa meledak kalau jatuh ke tanah, dan bisa membunuh atau melukai orang yang ada di sekitarnya. Tapi sayangnya, banyak juga bom yang gak meledak langsung. Sampai 40% lho bom yang gagal meledak begitu dilempar.
Jadinya, bom cluster ini kayak ranjau darat gitu, yang bisa ngebahayain warga sipil lama setelah perang berakhir. Bom-bom yang belum meledak itu bisa terus membunuh dan melukai orang bertahun-tahun setelah ditembakkan. Reuters bilang, 60% korban bom cluster itu adalah warga sipil yang lagi beraktivitas sehari-hari. Bisa dibayangin kan, anak-anak juga termasuk yang jadi korban. Sedih banget ya!
Pokoknya, kita berharap banget pihak-pihak yang terlibat bisa bertanggung jawab dan ngontrol penggunaan bom cluster ini dengan baik. Kita gak mau ada lagi korban tak bersalah yang terluka atau meninggal gara-gara senjata yang seharusnya digunakan dengan bijak. Semoga semua berakhir dengan damai, ya!
Wah, kabarnya Amerika Serikat mau mengirim bom cluster ke Ukraina nih. Tapi, ini senjata kontroversial lho, banyak negara yang melarang penggunaannya. Kok bisa? Ternyata, bom cluster punya kelemahan yang fatal abis, yang bisa membahayakan warga sipil. Ngeri banget kan!
Jadi, gini ceritanya. Bom cluster ini tuh bisa melempar bom-bom kecil pas dilempar ke udara. Tapi masalahnya, bom-bom itu bisa gagal meledak dalam kondisi tertentu. Nah, kalau misalnya ada warga sipil yang menginjak bom yang belum meledak itu, bisa-bisa mereka terluka atau bahkan meninggal dunia. Serem banget ya!
Letjen Mark Hertling, mantan komandan militer Amerika Serikat, bilang kalau bom-bom kecil itu bisa gagal meledak kalau mereka terjatuh di sudut tertentu dan detonatornya gak nyenggol tanah atau pas. Juga kalau mereka jatuh di tanah yang lembut banget. Wah, angka bom-bom yang gak meledak itu tinggi banget, guys!
Ada penelitian yang bilang sampai 40% bom cluster gak meledak. Dulu sih cuma sekitar 5-10%, tapi versi terbaru dari Departemen Pertahanan AS bilang cuma 1 sampai 2% aja yang gak meledak. Tapi walaupun persentasenya segitu, tetep aja ribuan bom yang gak meledak tersebar di medan perang dan bisa mengancam warga sipil, terutama anak-anak. Bahkan di dunia ini masih ada tempat-tempat yang penuh dengan bom cluster yang gak meledak. Serem banget!
Tapi, tahu gak sih? Sebenarnya bom cluster itu gak sepenuhnya bom, lho. Letjen Mark Hertling bilang itu sebenernya peluru artileri, kayak peluru biasa yang ditembakkan dari meriam. Di dalamnya ada sekitar 72-88 amunisi kecil seukuran kaleng Coca-Cola. Nah, amunisi-amunisi ini tuh sebenernya bertindak kayak granat. Wah, seru ya!
Meskipun risikonya tinggi banget buat warga sipil, Mark mengerti kenapa Amerika Serikat akhirnya mau kirim bom cluster ke Ukraina. Soalnya, Rusia juga pake senjata itu, dan pihak Ukraina berjanji bakal pake bom cluster dengan hati-hati. Mudah-mudahan aja mereka bisa ngontrol pemakaiannya dengan baik.
Eh, tapi jangan salah, Kamboja juga ngomentarin nih pengiriman bom cluster ke Ukraina. Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, nulis di Twitter kalau pengiriman bom cluster ini bakal berdampak serius buat warga sipil Ukraina, bahkan dalam waktu puluhan tahun atau lebih lama lagi. Wah, parah banget ya!
Hun Sen ngomongin pengalamannya sendiri, waktu Kamboja kena bombardir bom cluster dari Amerika pada tahun 1970-an. Tragis banget, puluhan ribu warga sipil tewas dan terluka parah gara-gara bom-bom itu. Yang paling sedihnya, sampai sekarang belum ada cara yang pasti buat bersihin semua bom cluster itu. Udah setengah abad lebih, masih aja ada bom-bom yang belum bisa dihancurkan. Sedih banget, ya?
Makanya, Hun Sen kasihan banget sama rakyat Ukraina. Dia minta Amerika Serikat dan Ukraina gak boleh pake senjata mengerikan ini dalam perang. Soalnya, yang jadi korban sebenernya adalah warga sipil Ukraina sendiri. Kita berharap banget mereka dengerin nasihat ini, deh.
Sebenernya, baik Rusia maupun Ukraina udah pernah pake bom cluster ini. Bom cluster itu kan bisa melepaskan bom-bom kecil yang pecah di udara dan menyebar di area yang luas. Nah, bom-bom kecil ini tuh bisa meledak kalau jatuh ke tanah, dan bisa membunuh atau melukai orang yang ada di sekitarnya. Tapi sayangnya, banyak juga bom yang gak meledak langsung. Sampai 40% lho bom yang gagal meledak begitu dilempar.
Jadinya, bom cluster ini kayak ranjau darat gitu, yang bisa ngebahayain warga sipil lama setelah perang berakhir. Bom-bom yang belum meledak itu bisa terus membunuh dan melukai orang bertahun-tahun setelah ditembakkan. Reuters bilang, 60% korban bom cluster itu adalah warga sipil yang lagi beraktivitas sehari-hari. Bisa dibayangin kan, anak-anak juga termasuk yang jadi korban. Sedih banget ya!
Pokoknya, kita berharap banget pihak-pihak yang terlibat bisa bertanggung jawab dan ngontrol penggunaan bom cluster ini dengan baik. Kita gak mau ada lagi korban tak bersalah yang terluka atau meninggal gara-gara senjata yang seharusnya digunakan dengan bijak. Semoga semua berakhir dengan damai, ya!